IBADAH AMAN DAN NYAMAN BERSAMA PT.ZONA ASIA HAROMAIN ( ZARA TOUR &TRAVEL)

PT.ZONA ASIA HAROMAIN

IJIN PPIU NO U.191 TAHUN 2021

IJIN PIHK :02201073611990002

Hikmah Sa’i yang Diajarkan Ibunda Siti Hajar

Kategori : Haji, Umrah, Ditulis pada : 02 Oktober 2022, 09:43:43

Berbicara tentang ibadah haji dan umrah tentunya sangat menarik bagi kaum muslimin, apalagi untuk Anda yang tengah menyiapkan diri untuk menjalani ibadah ke tanah suci. Banyak hikmah yang bisa Anda ambil dari perjalanan ibadah haji dan umrah. Selain meningkatkan spiritualitas Anda, Anda bisa memaknai setiap ibadah yang Anda jalani saat di Baitullah.

Terutama saat mengerjakan rukun-rukun haji dan umrah, diantaranya adalah sa’i. Sa’i adalah rukun ketiga setelah ihram dan thawaf. Sama dengan rukun-rukun yang lain, sa’i mempunyai karakteristik khusus dalam aktivitasnya. Istimewanya lagi, Anda bisa memetik hikmah dari sejarah mengapa sa’i jadi rukun yang tidak boleh Anda lewatkan.

16.jpg

Photo by Mohamed Nohassi on Unsplash

Secara bahasa, sa’i berarti usaha. Sedangkan rukun sa’i yang kita kenal adalah lari-lari kecil bolak-balik sebanyak 7 kali antara bukit Shafa dan Marwa, dimulai dari bukit Shafa dan berakhir di bukit Marwa.

Jarak antara bukit Shafa dan Marwa adalah sejauh 400 meter, jadi total jarak yang Anda tempuh  kurang lebih 3 kilometer jika bolak-balik sebanyak 7 kali. Tentu saja, Anda harus mempersiapkan kesehatan fisik sebelum menjalani rukun ini. Misalnya, berolahraga secara teratur seperti berjalan sekian langkah per hari, jogging atau lari setiap pagi, atau lainnya yang dapat menambah kekuatan fisik Anda. Jadi tubuh Anda jauh lebih kuat ketika melaksanakan rukun haji dan umrah seperti sa’i.

Sejarah Sa’i

Bila melihat sejarahnya, sa’i ini berawal dari kisah Nabi Ibrahim saat diperintahkan oleh Allah SWT untuk pindah dari Palestina ke lembah tandus bernama Makkah. Saat itu, merupakan hal yang berat bagi Nabi Ibrahim diperintahkan meninggalkan istri dan anaknya, Siti Hajar dan Ismail kecil di tanah yang tandus nyaris tidak ada kehidupan di sana.

Siti Hajar hanya pasrah berjalan mengikuti suaminya, pun ketika Nabi Ibrahim pergi meninggalkannya di tempat tersebut. Siti Hajar bingung dengan apa yang terjadi, berkali-kali ia menanyakan pada Nabi Ibrahim yang enggan menjawab. Akhirnya ia bertanya, “Hendak kemanakah Engkau, wahai Ibrahim?” Namun Nabi Ibrahim tidak menjawab.

Hinga Siti Hajar bertanya, “Kepada siapakah kami ditinggalkan di lembah ini? Apakah Allah SWT yang memberimu perintah, wahai Ibrahim?” Lalu Nabi Ibrahim menjawab, “Ya, Allah yang menyuruhku.” Dengan wajah yang bahagia kemudian ibunda Ismail menjawab, “Laa Yudhoiyyuna ya Allah,” yang artinya ‘Allah tidak akan menyia-nyiakan kami.

Nabi Ibrahim pun kembali ke Palestina. Meninggalkan Siti Hajar dan Ismail kecil di lembah gersang tersebut karena Allah SWT. Ia mengembalikan segala urusan kepada Allah. Siti Hajar, sebagai istri yang shalihah juga beriman kepada Allah SWT yakin bahwa dirinya akan dilindungi oleh Allah.

Selama berhari-hari ia berusaha untuk bertahan hidup dengan perbekalan yang ia bawa. Hingga suatu hari perbekalannya sudah tak ada lagi, Ismail kecil juga terus menangis karena air susunya tidak keluar. Kemudian, Siti Hajar kesana kemari mencari air di antara dua bukit yaitu bukit Shafa dan bukit Marwa.

Siti Hajar berlari-lari kecil dari bukit Shafa ke bukit Marwa tanpa tahu di mana letak sumber air, hanya fatamorgana yang ia lihat. Ia kesana-kemari sebanyak 7 kali, sambil terus berdoa kepada Allah, yakin Allah akan memberikan pertolongan kepadanya. Tentu saja, Allah datangkan pertolongan-Nya di saat yang tepat.

diduga, Siti Hajar telah berjalan bolak-balik Shafa dan Marwa, akan tetapi Allah justru menghadirkan sumber mata air di bawah kaki kecil Ismail yang menendang-nendang, Sumber air tersebut sangat melimpah, bahkan sampai hari ini masih bisa Anda temuki yang dikenal dengan Air Zam-zam. Sungguh luar biasa, apabila Allah telah menghendaki apapun bisa saja terjadi.

pexels-pixabay-221189.jpg

Foto oleh Pixabay dari Pexels

Nama Zamzam juga memiliki kisah, disebut air zamzam karena sumber air itu terus terpancar tanpa henti bahkan diumpamakan kota Makkah bisa tenggelam jika hal tersebut terus terjadi. Maka, Siti Hajar berkata “Zamzam, zamzam!” yang maknanya, “Kumpullah, kumpullah!’ sehingga mata air tersebut tetap memancar namun tidak berlebihan.

Hikmah Rukun Sa’i

Belajar dari Siti Hajar, banyak sekali hikmah yang dapat Anda ambil dari rukun sa’i. Ada nilai-nilai positif yang bisa Anda laksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut beberapa hikmah yang bisa Anda simak:

Belajar Tentang Iman

Siti Hajar merupakan salah satu hamba yang istimewa di hadapan Allah karena keimanannya. Ini terbukti dari respon beliau ketika Nabi Ibrahim menyatakan bahwa apa yang dikerjakannya adalah semata-mata perintah Allah SWT. Ia juga yakin bahwa Allah tidak akan menelantarkannya, walaupun tampaknya ia tinggal di tanah yang tandus saat itu.

Bersikap Tawakkal

Siti Hajar juga menunjukkan betapa ia penuh tawakkal kepada penciptanya. Berbeda dengan pasrah, tawakkal adalah sikap menyerahkan segala apa yang terjadi sesuai dengan kemauan Allah. Oleh karena itu, dalam tawakkal juga ada peran ikhtiar Siti Hajar di sana. Tugas kita adalah berikhtiar, tapi soal hasil Allah yang menentukan. Sehingga tetap memasrahkan diri kepada Allah sebagai satu-satunya pemberi pertolongan dan Yang Maha Berkehendak.

Ikhtiar

Seperti pemaparan di atas, tawakkal harus diiringi dengan ikhtiar. Ibunda Siti Hajar mencontohkan bagaimana ia tiada berputus asa mencari sumber air antara bukit Shafa dan Marwa. Ia terus bergerak tanpa henti, diiringi keimanan dan sikap tawakkalnya untuk terus berusaha. Sehingga Allah datangkan rahmat berupa mata air zamzam di bawah kaki Ismail kecil.

Jika dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, Anda boleh berikhtiar dengan cara apapun selama itu dengan cara yang diridhoi Allah. Namun, terkadang Allah datangkan solusi dari arah yang tak disangka-sangka. Tak selalu dari apa yang Anda inginkan, tapi tetap yakin bahwa itulah yang terbaik menurut Allah.

Ikhlas

Terakhir, dari rukun sa’i Anda dapat belajar tentang keikhlasan. Bagaimana Siti Hajar sangat ikhlas menerima ketetapan takdir yang Allah berikan, menaati perintah-Nya dengan ikhlas tanpa keluhan saat ditinggalkan Nabi Ibrahim, ikhlas merawat Ismail, dan seterusnya. Tanpa adanya keikhlasan, akan sulit menerima ketetapan Allah, sebab sifat manusia yang tak pernah puas.

Nah, itulah hikmah sa’i yang bisa Anda pelajari dari kisah Siti Hajar. Semoga bisa meningkatkan keimanan Anda, juga semakin bersemangat dalam menjalankan ibadah haji dan umrah. Semoga bermanfaat!

Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id