Agar Anda Menjadi Haji yang Mabrur, Berikut Ciri-Ciri Serta Hal yang Wajib Dihindari Saat Haji
Sering kita mendengar umat muslim mendoakan kepada orang yang berangkat ataupun pulang dari haji, “Semoga menjadi haji mabrur.” Apa yang disebut dengan haji mabrur? Dan adakah ciri seseorang disebut menjadi haji yang mabrur tersebut?
Haji mabrur menurut bahasa adalah haji yang baik atau diterima oleh Allah SWT. Namun menurut istilah, haji mabrur adalah haji yang dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Allah SWT dan Nabi SAW, serta memperhatikan rukun, syarat, wajib dan larangan dalam ibadah haji. Pastinya, setiap mukmin yang menjalankan ibadah haji berharap dapat menjadi haji yang mabrur ketika pulang dari tanah suci.
Photo by Abdulla Dhahri on Unsplash
Tentu terdapat ciri-ciri seorang yang telah menunaikan haji disebut menjadi haji mabrur. Berikut ini akan dijelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan agar Anda menjadi haji mabrur nantinya. Mulai dari ciri-cirinya, hingga hal-hal yang wajib dihindari selama berada di tanah suci. Simak hingga akhir ya!
Ciri-Ciri Menjadi Haji Mabrur
Terdapat beberapa sabda Rasulullah yang menyebutkan tentang ciri-ciri seseorang menjadi haji mabrur. Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad,
“Wahai Rasulullah SAW, apakah itu haji mabrur? Rasulullah lalu menjawab: Memberikan makanan serta menebar kedamaian.” (HR. Ahmad)
Di lain waktu, sahabat juga bertanya tentang ciri-ciri haji mabrur, maka Rasulullah mengatakan: “Memberikan makanan dan berkata dengan santun.” Dalam sabda Nabi SAW lain yang diriwayatkan oleh Muslim, “Barangsiapa yang melaksanakan ibadah haji sedang ia tidak rafats serta tidak fusuq, maka ia akan kembali dalam kondisi sama seperti saat ia dilahirkan oleh ibunya.”
Apa itu rafats? Rafats yaitu tindakan yang keji atau tak senonoh contohnya melakukan hubungan seksual atau bercumbu. Sedangkan fusuq yaitu mengerjakan perbuatan maksiat yang dapat merusak keimanan juga aqidah terhadap Allah SWT.
Dengan begitu, bisa diketahui beberapa ciri-ciri menjadi haji mabrur, antara lain adalah sebagai berikut:
- Menimbulkan kedamaian untuk orang di sekitarnya
-Sopan dan santun saat berbicara
-Peduli dengan lingkungan sekitar, contohnya dengan memberi makan untuk orang-orang yang membutuhkan
- Membersihkan pikiran, perkataan dan perbuatan, dengan meninggalkan perbuatan maksiat ataupun hal yang tidak senonoh lainnya.
Nah, dengan mengetahui ciri haji mabrur tersebut, semua hal tersebut dapat tercermin ketika seseorang kembali dari beribadah haji, ia akan menjadi seseorang yang lebih baik, lebih santun dan mengasihi kepada sesama lebih daripada sebelumnya.
Photo by Abdullah Mukadam on Unsplash
Hubungan baik yang tercipta tak hanya tentang dirinya dengan Tuhannya (hablum minallah), akan tetapi juga hubungan baik yang terjalin antar manusia (hablum min-annaas). Hal lain yang muncul, menurut Hasan Al Bashri adalah sikap zuhud. Haji yang mabrur akan lebih dekat kepada Allah, ia akan cenderung melepaskan dari kehidupan dunia dan ia semakin mencintai amal ibadah untuk akhiratnya.
“Tanda (ciri) mabrurnya haji seseorang yaitu ia meninggalkan hal yang buruk yang ia lakukan sebelum ia haji.”
Artinya, secara keseluruhan seorang dikatakan sebagai haji mabrur yaitu ia yang segala unsur kehidupannya menjadi lebih baik daripada sebelumnya.
Hal-Hal yang Wajib Dihindari
Setelah penjelasan tentang ciri-ciri haji mabrur di atas, berikut ini hal-hal yang wajib Anda hindari supaya nantinya Anda termasuk menjadi haji mabrur. Di antara hal-hal yang wajib dihindari tersebut adalah:
Memurnikan Niat Haji Hanya Untuk Ibadah Kepada Allah
Segala sesuatu tergantung kepada niatnya. Sangat dianjurkan untuk memurnikan niat menunaikan ibadah haji yaitu semata-mata untuk ibadah kepada Allah SWT. Jangan sampai ada niat-niat lain yang dapat merusak pahala ibadah haji Anda.
contohnya, niat haji hanya untuk ‘ dipandang mampu’ menunaikan haji, ingin selfie di depan Ka’bah, bahkan hanya ingin sekedar dipanggil ‘Pak Haji’ ataupun ‘Bu Hajjah’. Oleh karena itu, harus sering-sering memperbaharui niat selama melaksanakan ibadah haji agar niat selalu terjaga.
Membersihkan Harta yang Dipakai Untuk Berhaji dari yang Haram
Haji merupakan ibadah yang suci, dilakukan di Baitullah maka segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaannya haruslah bersih. Termasuk harta yang digunakan untuk haji. Hindarilah segala hal yang haram, serta senantiasa berhati-hati agar tidak terjebak godaan setan demi meraih gelar haji.
Photo by Sulthan Auliya on Unsplash
Menghindari Rafats, Fusuq dan Jidal
Saat menunaikan ibadah haji, hindari kegiatan yang buruk seperti melontarkan ucapan kotor, bersikap jahat, serta melakukan hal yang tak senonoh atau dalam istilahnya disebut rafats. Tidak boleh pula fusuq, atau bermaksiat serta melanggar aturan Allah. Dan terakhir tidak boleh jidal atau bertengkar, bermusuhan apalagi sampai berkelahi.
Tidak Boleh Bersikap Tinggi Hati
Hal yang sering tak disadari oleh jamaah haji, yaitu bersikap tinggi hati. Merasa diri sudah baik dengan menjalani ibadah haji, tapi sejatinya manusia tempatnya salah serta lalai. Jangan sampai Anda merasa telah baik daripada orang lain yang belum diberikan kesempatan untuk menunaikan ibadah haji.
Tidak Boleh Berlebih-lebihan
Hal terakhir yang harus dihindari yaitu sikap berlebih-lebihan. Baik dalam hal berpakaian, interaksi antar lawan jenis selama menjalankan ibadah haji dan seterusnya. Sebab pada dasarnya Allah tidak menyukai hamba-Nya yang berlebih-lebihan (israf).
Itulah ciri-ciri menjadi haji yang mabrur serta hal-hal yang harus dihindari. Semoga menjadi haji yang mabrur untuk Anda yang menunaikan ibadah haji ke Baitullah.